Kamis, 01 Agustus 2019

Pengalaman Melahirkan Anak Pertama Secara Caesar (True Story)

 Hari ini aku akan menyebarkan pengalaman ihwal betapa mendebarkannya melahirkan bayi untuk Pengalaman Melahirkan  Anak Pertama Secara Caesar (TRUE STORY)

Halo, apa kabar? Selamat tiba di blog saya! Hari ini aku akan menyebarkan pengalaman ihwal betapa mendebarkannya melahirkan bayi untuk pertama kali. Duh luar biasa banget deh pokoknya I do amazed! Wanita wajib merapat!

Semua ibu hamil niscaya akan mengalami yg namanya melahirkan. Beberapa harus menjalaninya sebelum tiba waktu yg sempurna alias prematur. Sebagian lainnya justru sebaliknya, si bayi tak kunjung lahir hingga lewat bulan. Duh!

Banyak lagi deh kisah bumil yg pastinya tidak sanggup dituangkan di sini semuanya. Semoga aku sanggup membagi kisah lagi di lain kesempatan. Aamiin.

Khusus untuk pembaca goresan pena aku yg baik hati, yaitu Anda. Di sesi ini akan aku coba untuk menceritakan bagaimana rasanya melahirkan secara caesar. Akan aku coba untuk menuliskannya secara lengkap sesuai apa yg masih aku ingat. Semoga tidak banyak yg terlupakan.

Apa Itu Operasi Caesar?

Operasi sesar yakni suatu mekanisme pembedahan yg dilsayakan pada dinding perut serta rahim seorang ibu hamil semoga sanggup mengeluarkan bayi. Itulah pengertian sederhana dari istilah operasi caesar.

Ka&g juga banyak yg menyebutnya dengan istilah caesar, saecar, sesar, CS, atau juga SC. Serba terbolak-balik gitu deh. Hehe... Supaya tidak jadi semakin membingungkan, mari kita sebut saja dengan operasi caesar. Setuju ya?

Mengapa Caesar?

Tindakan ini dilsayakan oleh lantaran 2 hal. Pertama, sang ibu maupun keluarga ibu menginginkan tanggal tertentu untuk kelahiran si jabang bayi. Kedua, a&ya kondisi medis yg membahayakan kalau dilsayakan persalinan normal.

Pada kasus saya, tindakan operasi terpaksa diambil untuk menghindari kondisi gawat darurat yg aku alami menjadi semakin parah. Lebih jelasnya akan aku paparkan pada paragraf & poin selanjutnya.

Meski menginginkan persalinan normal, ternyata aku mengalami suatu hambatan yg tak terduga di final trimester ketiga. Setelah dilsayakan pemantauan khusus secara rutin, risikonya jalan inilah yg harus diambil. Detailnya akan dipaparkan di poin selanjutnya.

Kehamilanku

Di awal kehamilan, aku pernah mengalami sedikit flek darah ketika menginjak bulan ketiga. Anda sanggup membaca pengalaman saya di sini.

Setelah dilsayakan pemeriksaan, ternyata aku mengalami sebuah kondisi yg dinamakan dengan istilah  plasenta previa atau plasenta letak rendah. Berikut juga menjadi penyebab dari terjadinya perdarahan ringan tersebut.

Dokter menyarankan semoga aku ekstra hati-hati dalam menjalani kehamilan. Plasenta yg terlalu turun sanggup mengakibatkan banyak sekali akhir yg kurang baik. Salah satunya yaitu terjadinya perdarahan hebat.

Alhamdulillah kehamilan aku sanggup dipertahankan hingga final trimester 3. Namun di final masa kehamilan, tepatnya pada hari asumsi lahir, tkamu persalinan belum juga muncul. Berikut berlanjut hingga H+7 pasca HPL.

Saat diperiksa ternyata telah terjadi pengapuran pada plasenta. Lebih gawatnya lagi, jumlah air ketuban telah menipis. Hanya tersisa sedikit saja untuk bekal hidup si buah hati di dalam perut. Saat itu rasanya sangat khawatir.

Namun aku harus tetap tenang. Tim dokter seorang hebat kandungan di rumah sakit kawasan aku memeriksakan kandungan ini juga sangat profesional. Jadi, kepanikan pun sanggup aku redam dengan sukses.

Proses Kelahiran Si Buah Hati

Hari itu Kamis, 20 Desember 2018. Saya & suami menyambangi rumah sakit Siaga Medika Banyumas untuk melsayakan kontrol kehamilan sseperti biasa. Namun di luar rencana, dokter menemukan sesuatu yg serius.

Akhirnya hari itu juga aku dirawat. Jarum & selang infus pribadi tertancap di pergelangan tangan kiri. Awalnya aku masih bersikukuh bertanya pada dokter, apakah masih sanggup dilsayakan persalinan per vaginal?

Dokter bilang akan mencobanya dulu. Akhirnya sekitar jam 12 malam dilsayakanlah induksi persalinan yg dilsayakan per vaginal. Katanya kalau berhasil maka nyeri yg dirasakan akan lebih hebat daripada kontraksi yg terjadi secara alami. Dengan mantap aku mengiyakan.

Selang 6 jam ternyata belum ada reaksi apapun. Para bi& menginduksi aku untuk kedua kalinya. Alat deteksi detak jantung janin juga telah terpasang di ibu jari untuk memantau acara di dalam rahim. Apakah induksi kedua membuahkan hasil? Ternyata...belum juga!

Setelah 6 jam, sekitar pukul 12 siang dilsayakanlah percobaan induksi untuk ketiga sekaligus terakhir kali. Yups! Paramedis hanya diperkenankan untuk melsayakan induksi persalinan maksimal 3 kali berturut-turut dalam satu waktu. Berikut demi menjaga keselamatan ibu & bayi.

Berikutlah induksi terakhir. Saya tak henti berdoa sembari sesekali makan. Kata bi& mumpung sanggup makan maka makanlah untuk ca&gan energi. Nanti kalau sudah mulai kontraksi tidak akan sempat lagi memikirkan makanan. Begitu ujar mereka. Saya mengikuti saja instruksi yg diberikan.

Detik demi detik menguap seiring rasa kantuk yg kian hinggap. Kontraksi itupun masih jauh di angan-angan. Hingga risikonya dokter menjadwalkan operasi malam itu juga. Ada kecewa yg terbesit, sedikit.

Sebelum dilsayakan tindakan, aku diminta untuk menkamutangani sebuah surat persetujuan. Di sana terdapat pernyataan yg menyatakan bahwa aku baiklah dengan segala mekanisme yg akan dilsayakan.

Saya yg ketika itu ditemani oleh suami & orangtua tercinta menkamutangani kemudian menunggu tiba giliran masuk kamar pembedahan. Sudah siap dengan pakaian operasi. Kala itu aku dijadwalkan dibedah pasca ibadah shalat isya.

Dalam hati bertanya, menyerupai apa operasi caesar? Berapa usang operasi caesar berlangsung? Apakah operasi caesar terasa sakit? Apakah selama operasi caesar boleh ditemani oleh suami? Ah sudahlah, tinggal dijalani saja!

Kemudian satu per satu pertanyaan tersebut pun terjawab ketika diri ini menjalani prosedur operasi sesar. Harus melahirkan anak pertama dengan cara operasi sesar tentu tidak semudah yg Anda baygkan.

Pertama, Anda akan diberi pakaian operasi oleh perawat & bi&. Kemudian bi& yg bertugas akan membawa Anda ke ruangan operasi. Ada satu bi& yg akan mendampingi Anda selama proses berlangsung. 

Psst...ruangan operasi akan terasa sangat dingin. Suhu ruangan sengaja dibentuk sedemikian semoga mikroba tidak sanggup berkembangbiak. Rasanya kira-kira menyerupai mirip berada di dalam freezer lemari es. So, be ready!

Bi& wanita harus ada lantaran pada umumnya petugas di ruangan operasi semuanya laki-laki. Saat itu dokter kandungan aku juga seorang pria. Didampingi oleh dokter anestesi & juga beberapa perawat yg semuanya juga laki-laki.

Saat masuk ke ruangan OK, Anda akan berbaring di sebuah ruangan tunggu. Di sana ada juga pasien lain yg sama-sama mengantri untuk dioperasi. Saat tiba giliran Anda, perawat akan tiba menjemput.

Anda kemudian didorong memasuki sebuah ruangan yg merupakan kawasan operasi akan dilsayakan. Secara perlahan Anda akan dipindahkan dari bed pasien ke meja operasi. Apabila ini yakni pertama kalinya maka akan ada sedikit deg-degan.

Setelah itu lampu operasi dinyalakan, jepret! Seketika ruangan menjadi terang benderang menyerupai di studio foto. Bi& akan memasang kateter guna mengosongkan kandung kemih. Rasanya cukup tidak nyaman, sih.

Setelah itu tibalah giliran dokter anestesi untuk beraksi. Suntik anesteri caesar yakni sebuah suntikan epidural yg dilsayakan di pecahan tulang belakang. Tak usang berselang, Anda akan mengalami mati rasa dari pinggang ke bawah.

Dokter anestesi akan tetap berada di samping Anda di sepanjang mekanisme operasi. Hal ini bertujuan untuk memastikan tidak ada dampak negatif yg terjadi sehabis suntikan dilsayakan.

Saya sendiri mencicipi mual yg cukup mengganggu ketika operasi berlangsung. Rasanya ingin muntah tapi badan tak berdaya akhir mati rasa. Jadinya benar-benar sangat tidak nyaman! Untungnya dokter anestesinya siaga.

Dokter SPOG akan mengecek apakah bius sudah bekerja dengan cara mencubit pecahan kaki sambil bertanya "terasa tidak Bu?". FYI, ibu hamil akan dipanggil dengan sebutan ibu meski usianya masih muda. Setelah dampak bius berhasil bekerja, mekanisme pembedahan pun dilsayakan.

Anda akan tetap terjaga & sanggup mendengar serta melihat kondisi sekeliling dengan baik. Saat itu ada tabir dengan tinggi sekitar 50 cm yg terpasang di bawah dada. Saya sanggup melihat para dokter di balik tabir, begitupun sebaliknya. Hanya saja aku tidak sanggup melihat pecahan perut.

Percakapan lucu dilsayakan paramedis untuk mencairkan suasana. Alhamdulillah saya merasa lebih damai bahkan sanggup ikut tertawa. Hehe... Tidak butuh waktu lama, bayi aku lahir dalam 10 menit.

Tangisannya pecah memenuhi ruangan. Dokter bilang kalau bayi aku menangis paling keras diantara yg lainnya. Sesaat sehabis lahir, bayi ditunjukkan pada aku kemudian dibawa ke ruangan khusus untuk dimandikan, diberikan antibiotik, dll.

Saya masih terbujur di atas meja operasi. Kini saatnya untuk menjahit sayatan yg ada. Sobekan yg dibentuk cukup lebar lantaran bayi aku berbobot 4,2 kg. Yang aku rasakan yakni tarikan-tarikan besar lengan berkuasa di perut.

Proses jahit-menjahit membutuhkan waktu sedikit lebih lama. Di proses ini dokter akan menjahit, mengelem, bahkan menstaples jaringan kulit Anda dengan peralatan khusus. Setelah sekitar 20 menit berselang, seluruh mekanisme selesai. Saya diantar ke ruangan pemulihan.

Di ruangan ini Anda akan berada bersama dengan pasien lainnya yg juga gres saja dioperasi. Tidak hanya caesar, di sini Anda berkumpul dengan pasien dengan kasus pembedahan yg berlainan jenis.

Dalam masa menunggu kembali ke kamar perawatan, ada rasa tidak nyaman sekaligus aneh. Sebab, pecahan pinggang ke bawah masih belum sanggup digerakkan. Sensasinya antara gereget & sedih.

Setelah sekitar 1 jam berada di ruangan tersebut, perlahan namun niscaya dampak bius mulai menghilang. Anda akan sanggup mencicipi kembali meski belum sepenuhnya. Berikutnya, Anda kembali ke kamar perawatan biasa.

Satu hari berselang, Anda harus sudah berguru memiringkan ba& & juga duduk. Di hari berikutnya, Anda sudah harus latihan berjalan. Rasanya memang benar-benar sakit sekali lantaran bius telah habis. Saya hingga menangis menyerupai anak kecil akhir kesulitan menyusui si buah hati lantaran nyeri luar biasa.

Pengalaman operasi caesar di tahun 2018 ini menciptakan aku tersadar bahwa mekanisme ini tetap tidak lebih baik daripada mekanisme normal. 

Dulu ketika masih cukup umur aku pernah berpikir kalau melahirkan secara caesar lebih mudah. Lagian tidak usah mengejan si bayi sudah sanggup keluar. Tapi kenyataannya kalau tidak ada hambatan medis, tetap saja persalinan normal yakni yg terbaik.


Takeaways

Bagi Anda yg hendak menjalani persalinan secara sesar, sebaiknya persiapkan segalanya dengan matang. Mulai dari asupan masakan hingga keuangan harus sudah tertata rapi semoga tidak menambah beban ibu hamil.

Apabila memang operasi harus dilsayakan, tetaplah damai & berpikir positif. Apapun prosedurnya, Anda tetaplah ibu yg hebat. Karena apapun itu tetaplah tidak ada proses melahirkan yg tidak sakit.

Namun di final kata, kalau boleh aku memperlihatkan pan&gan saya, tetap usahakan untuk bersalin secara normal. Alasannya tentu banyak sekali. Salah satunya lebih kondusif serta proses pemulihannya jauh lebih cepat. Psst...ada satu lagi, perbedaan biaya yg diperlukan bagaikan bumi & langit lho! Hehe

Oke, sekian dulu untuk edisi hari ini. Semoga goresan pena ini bermanfaat & hingga berjumpa kembali di artikel berikutnya, insyaa Allah!

Mempunyai pertanyaan, kritik, atau saran terkait goresan pena di atas? Yuk tinggalkan pesan Anda di kolom komentar. Kuylah komen?! ^_^


(diens)

Pengalaman Melahirkan Anak Pertama Secara Caesar (True Story) Rating: 4.5 Diposkan Oleh: abp29