Wanita Pengidap HIV Apakah Boleh Hamil? Hal ini tentu menjadi pertanyaan banyak orang, baik bagi penderitanya sendiri atau masyarakat umum. Namun tenyata gotong royong perempuan yg terinfeksi HIV/AIDS tidak perlu tsayat untuk hamil, risiko penularan Virus kepada bayi bis,a sangat kecil, apabila mereka minum obat atau rutin konsumsi antiretroviral (ARV).
Hal tersebut menurut pernyataan Dr. Budiarto dari Clinton Health Access Initiative (CHIA), dalam atips atips yg digelar Pusat Penelitian HIV dan AIDS Atma Jaya di @america, Pacific Place, Jakarta, Selasa (28/10/2014). Penyebab utama penularan HIV/AID ialah alasannya banyaknya jumlah virus dalam darah. Sehingga Konsumsi obat bis,a menekan jumlah virus, dengan tujuan meminimalkan resiko penularan baik itu ke janin ataupun pasangan.
"Jadi jikalau kita menekan jumlah virus dalam darah serendah mungkin, maka angka penularan tersebut juga sangat kecil," kata Budi dalam atips yg digelar Pusat Penelitian HIV dan AIDS Atma Jaya di @america, Pacific Place, Jakarta, Selasa (28/10/2014).
Konsumsi obat pada penderita Inveksi HIV/AIDS dalam kurun waktu 2 hingga 3 bulan, gotong royong sudah bis,a menurunkan resiko HIV/AIDS yg cukup besar. Sehingga sangat penting bagi orang-orang yg berisiko tinggi tertular virus ini melsayakan investigasi rutin.
Apabila Ibu Hamil minum obat dan ARV rutin, maka resiko penularan kepada janin dan pasangan bis,a menurun setips drastis, yaitu hanya tinggal sekitar 2 hingga 4 %. Namun tentu biar lebih kondusif ketika bekerjasama suami istri harus memakai kondom.
Ringkasan:
Hal tersebut menurut pernyataan Dr. Budiarto dari Clinton Health Access Initiative (CHIA), dalam atips atips yg digelar Pusat Penelitian HIV dan AIDS Atma Jaya di @america, Pacific Place, Jakarta, Selasa (28/10/2014). Penyebab utama penularan HIV/AID ialah alasannya banyaknya jumlah virus dalam darah. Sehingga Konsumsi obat bis,a menekan jumlah virus, dengan tujuan meminimalkan resiko penularan baik itu ke janin ataupun pasangan.
"Jadi jikalau kita menekan jumlah virus dalam darah serendah mungkin, maka angka penularan tersebut juga sangat kecil," kata Budi dalam atips yg digelar Pusat Penelitian HIV dan AIDS Atma Jaya di @america, Pacific Place, Jakarta, Selasa (28/10/2014).
Konsumsi obat pada penderita Inveksi HIV/AIDS dalam kurun waktu 2 hingga 3 bulan, gotong royong sudah bis,a menurunkan resiko HIV/AIDS yg cukup besar. Sehingga sangat penting bagi orang-orang yg berisiko tinggi tertular virus ini melsayakan investigasi rutin.
Deteksi Virus HIV/AIDS
Untuk Deteksi dini, HIV/AIDS pada ibu hamil tentu harus melsayakan tes HIV. Seorang ibu hamil dengan HIV/AIDS yg tidak mendapat obat, jarang kontrol, dan tidak melahirkan di rumah sakit, memiliki risiko penularan HIV ke bayinya mencapai 40%. Sehingga, masih ada 60% bayi yg tidak tertular dari ibu hamil yg terinfeksi HIV, meski tidak mendapat obat setips rutin.Apabila Ibu Hamil minum obat dan ARV rutin, maka resiko penularan kepada janin dan pasangan bis,a menurun setips drastis, yaitu hanya tinggal sekitar 2 hingga 4 %. Namun tentu biar lebih kondusif ketika bekerjasama suami istri harus memakai kondom.
Ringkasan:
- Penularan HIV/AIDS kepada Janin dan pasangan bis,a diminimalkan, dengan rutin mengkonsumsi obat dan antiretroviral (ARV),
- Konsumsi Obat dan ARV akan menekan banyaknya jumlah virus dalam darah penderita HIV/AIDS,
- Dengan penenganan tepat, penularan HIV/AIDS dari Ibu kepada Janin akan menurun hingga tersisa 2 hingga 4 %.