Gangguan perkembangan mental emosional pada anak memang berbeda dengan yg terjadi pada orang dewasa. Misalnya saja depresi pada anak biasanya muncul dalam bentuk sikap praktis marah, gelisah, & praktis menangis.
Remaja yg depresi pada umumnya juga menarik diri dari teman-temannya & jadi lebih sering berkonflik dengan orangtuanya. "Kemunculan gejalanya lebih usang dibanding pada orang remaja untuk bisa, diketahui sebagai depresi," kata Dr.Elizabeth Waterman, psikolog klinis.
Anak-anak yg menderita kecemasan juga biasanya mengalami rasa khawatir berlebihan, susah tidur, & mendadak jadi suka menyendiri.
Gejala-gejala gangguan mental emosional lain yg perlu diwaspadai antara lain:
- Hiperaktivitas: susah berkonsentrasi, tidak bisa, menuntaskan tugas-tugasnya, duduk membisu / mengikuti peraturan.
- Perubahan2 di sekolah: prestasi akademik menurun, sering mengeluh sakit perut & sakit kepala, buat alasan untuk tidak masuk sekolah, serta ada perubahan2 perilaku.
- Kehilangan minat melaksanakan acara hariannya.
- Perubahan2 rujukan tidur: terlalu banyak / kurang.
- Makan & olahraga: makan berlebihan / tidak berselera, olahraga berlebihan, minum pencahar, / memuntahkan kembali makanannya.
- Peningkatan fluktuasi mood serta praktis marah.
- Impulsif: bahu-membahu sikap ini normal pada remaja, tetapi waspadai bila anak mulai mengonsumsi alkohol, narkoba, / menyetir kendaraan dengan ceroboh.
- Rasa takut yg berlebihan tanpa alasan yg jelas.
- Merasa tidak berdaya & sedih.
- Kecemasan / serangan panik.
- Menghancurkan barang, melanggar hukum / melukai binatang.
- Membicarakan kematian, tak punya semangat hidup, / memikirkan bunuh diri.
Jika Anda merasa anak mengalami gejala-gejala tersebut, bawalah anak berkonsultasi ke profesional (dokter / psikolog) sebelum Anda buat kesimpulan sendiri. Nantinya akan diberikan rekomendasi tindakan apa yg harus dilakukan.